Rapat Koordinasi Dewan Kesenian Se-Jawa Timur tahun 2021

(Badan Pengurus Harian)

Sabtu 10 Juli 2021, Di Great Diponegoro Hotel Kota Surabaya

Dewan Kesenian Jawa Timur gelar rapat koordinasi. Rapat itu sebagai forum sinkronisasi program untuk menentukan arah kebijakan, evaluasi, dan penyusunan program tahunan Dewan Kesenian Jawa Timur.

Menurut Wakil Sekretaris Bidang Internal Dedy Supriadi, Sabtu (10/7/2021), kegiatan melibatkan Pengurus Dewan Kesenian Kabupaten/Kota di Jawa Timur dan Pengurus Ex-officio. Selain untuk melakukan koordinasi dan konsolidasi dengan Dewan Kesenian Kabupaten/Kota terkait program dari Kepengurusan Dewan Kesenian Jawa Timur, Rapat Koordinasi juga menjadi forum untuk menjaring ide dan gagasan dari Dewan Kesenian Kabupaten/Kota sebagai Mitra Dewan Kesenian Jawa Timur dalam pengembangan dan pelestarian seni dan budaya yang terwujud dalam program-program yang dilaksanakan nantinya.

“Masih banyak aspek program kerja organisasi yang belum dapat tercapai secara memuaskan terkait implementasi program kerja yang telah dicanangkan, ” ujarnya.

Dalam Rapat Koordinasi kali ini diharapkan dapat ditemukan berbagai kelemahan dalam aspek-aspek program kerja yang telah dilaksanakan pada tahun 2020 dan 2021 yang sedang dilaksanakan sebagai dasar evaluasi kinerja. Sekaligus sebagai referensi perumusan penyusunan program kerja yang lebih baik ke depan. Perlu ditemukan konsep sinergisitas kinerja dan program kerja yang lebih strategis dan proporsional berdasarkan pedoman dasar tatakelola organisasi Dewan Kesenian Jawa Timur dalam struktur kelembagaan yang kolektif kolegial saat ini.”

“Dewan Kesenian Jawa Timur harus kembali kepada marwah jatidiri keorganisasiannya. Sebagai organisasi yang memiliki tugas memberdayakan potensi seni-budaya yang ada di Jawa Timur seyogyanya program kerja Dewan Kesenian Jawa Timur merepresentasikan jatidiri tersebut,” jelasnya.

Ia menambahkan, selain merumuskan program-program inspiratif bidang seni-budaya yang mampu menggeliatkan kehidupan dan dinamika kesenian di Jawa Timur. Dewan Kesenian Jawa Timur harus mampu menemukan gagasan-gagasan kreatif yang mampu mengembangkan kualitas estetika kesenian di Jawa Timur yang lebih kontekstual, kontemporer dan berbobot. Kiat-kiat tersebut harus terformulasikan dalam program kerja organisasi. Oleh karena itulah maka tugas penting pada Rapat Koordinasi kali ini adalah dalam rangka memperkuat eksistensi organisasi tersebut.

Departemen Humas Achmad Muzakky DKJT menambahkan Rapat Koordinasi Dewan Kesenian Jawa Timur 2021 dilaksanakan dengan menggunakan konsep Hybrid yakni kombinasi Online dan Offline. Mengingat semakin meningkatnya kasus Covid-19 di Jawa Timur saat ini. Acara ini berlangsung selama satu hari, yaitu tanggal 10 Juli 2021. Adapun untuk offline tempat kegiatan Rapat Kerja adalah di Great Diponegoro Hotel Surabaya, Jl. Diponegoro No.215.

Rakor dibuka dengan sambutan perwakilan presidium Dewan Kesenian Jawa Timur Fuad Dwiyono, Beliau Penyampaikan Dewan Kesenian Jawa Timur harus Kembali ke marwah dan jati dirinya yakni menjadi lembaga yang mewakili seniman dan budayawan Provinsi Jawa Timur guna membantu, menopang, dan memfasilitasi program-program Pemerintah Provinsi Jawa Timur di bidang seni budaya khususnya dalam melestarikan, mengembangkan, dan memelihara kehidupan kesenian di Provinsi Jawa Timur.

“Keynote Speaker Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Elestianto Dardak. Beliau menegaskan kesenian bisa menjadi aset yang negara bila bisa dikelola dengan baik dan profesional, ” Imbuhnya.

Emil, kata Zakky juga bicara tentang aset kesenian yang tentunya tidak lepas dari Hak Kekayaan Intelektual (HAKI). Dewan Kesenian harus mengawak agar mereka mendapatkan payung hukum atau legalitas yang sesungguhnya. Kata Emil, pengembangan kesenian, penyelamatan dan perawatan budaya atau tradisi di masyarakat. Perawatan budaya, ini penting dilakukan untuk melindungi tradisi-tradisi di masyarakat yang harus terus dilestarikan. Ini penting untuk pemantapan karakter building, maka itu bisa dikembangkan di sekolah-sekolah.Tentunya pengembangan seni ini akan berpengaruh pada kesejahteraan masyarakat.

“Mulailah mengembangkan kesenian yang bisa menjual. kekuatan yang tidak terbatas dari doubel culture, yakni budaya adiluhung yang akan menjadi kekuatan. Selain itu kesenian juga harus selaras dengan nilai komersial yang punya value di luar negeri. Kita bisa melihat Korea Selatan melalui Korean Wave sebagai Contoh, Korean Wave saat sudah sangat terkenal tidak hanya di negara-negara Asia tapi juga Amerika dan negara-negara lainnya, ” kata Zakky menirukan Emil.

Mewakili Pemerintah Provinsi Jawa Timur, Emil Dardak juga menyampaikan bahwa Pemerintah Provinsi Jawa Timur membutuhkan peran serta Seniman dan Budayawan terutama pengurus Dewan Kesenian didalam menjalankan apa yang menjadi amanat Permendagri Nomor 9 Tahun 2019 tersebut.